Selasa, 26 Februari 2013

Kebohongan - kebohongan ibu

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata :“Makanlah nak, aku tidak lapar” ———- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA


Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekiat rumah, ibuberharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makananbergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu,ibu duduk disamping gw dan memakan sisa daging ikan yang masihmenempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang akumakan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalumenggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengancepat menolaknya, ia berkata : “Makanlah nak, aku tidak suka makanikan” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uanguntuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangundari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dandengan gigihnya melanjutkan pekerjaanny menempel kotak korek api. Akuberkata :”Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih haruskerja.” Ibu tersenyum dan berkata :”Cepatlah tidur nak, aku tidakcapek” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemanikupergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari,ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selamabeberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudahselesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudahdisiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kentaltidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental.Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untukibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata :”Minumlah nak, aku tidakhaus!” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkapsebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu,dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kitapun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihatkondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hatiyang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besarmaupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihatkehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untukmenikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkannasehat mereka, ibu berkata : “Saya tidak butuh cinta”———-KEBOHONGA N IBU YANG KELIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah danbekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidakmau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikitsayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yangbekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantumemenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uangtersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : “Sayapunya duit” ———-KEBOHONGA N IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1. Akhirnya aku pun bekerjadi perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baikhati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku “Aku tidak terbiasa” ———-KEBOHONGA N IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya. Ibu yang keliatan  tua, menatap akudengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihatlemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang airmata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : “Jangan menangis anakku,Akutidak kesakitan” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.

 ” Terima kasih ibu ! “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar