Selasa, 26 Februari 2013

The Tragedy


tokoh : me, Johanna, Nancy, Ayu, Safinah

Bab 1 tragedi 5 anak
     di malam - malam seperti ini, aku sedang menghitung ID card teman - temanku. padahal aku sudah memakai piyama biru untuk tidur. "ayu..nancy..johanna...safinnah...mary..." aku bergumam di atas sofa kuningku. "kakak... jangan lupa tidur ya..." kata ibuku sambil memasukki kamar dengan tenang. "iya ma" kataku sambil menoleh kearah ibuku di belakang. pada saat berbalik, sesuatu yang janggal terjadi. aku terkaget. ID card empat temanku ada, tetapi hanya Mary yang menghilang. keempat ID card teman - temanku masih ada di kedua tanganku. aku pun mulai mencari ID cardnya. aku mencari di bawah sofa, tetapi tidak ada. aku mulai mencari di bagian sofa, tetapi tak terkunjung. srek.. srek... tiba - tiba suara aneh terdengar lewat telingaku. aku melihat kearah jendela, dimana asal suara itu berada. sst sst... suara panggilan desusan terdengar di jendela itu. aku mulai melangkah kearah jendela dengan tirai merah darah itu.
     dengan perasaan campur aduk, aku membuka tirai merah itu pelan - pelan sekali. hingga tidak ada suara kirikkan tirai. pada saat terbuka setengah, aku melihat jiplakkan tangan yang penuh darah di kaca jendela. aku terkisap seketika. aku langsung membuka lebar - lebar tirai jendela. sreeek! ternyata, ID card mary ditemukan. benda itu berlumuran darah tepat di foto wajah mary yang berambut panjang, wajah putih dan selalu bermuka pucat serta memakai baju putih. aku langsung mengambil benda itu dengan bergetar. pada saat aku menyentuhnya, terdengar suara dentuman keras di kamar mandi. duar!!!
     dengan sergap, aku kearah kamar mama, papa dan adik dengan tergopoh - gopoh karena takut. cklek.... cklek... ah! pintu kamar tidak bisa terbuka. gedebuk!!! terdengar lagi suara dentuman di dalam kamar mama, papa dan adikku. aku semakin kaget bukan kepalang. "oh tidak." aku mengetuk - ngetuk pintu dengan keras, dan akhirnya bisa terbuka dengan sendirinya. pada saat kulihat, mereka tidak ada. tetapi hanya ada puing - puing benda yang jatuh. krieek... pintu terbuka lagi lebar - lebar. aku melihat sekeliling kamar, tidak ada keluargaku. tetapi, ada sebuah kertas setelah aku ingin melangkah ke belakang. aku mengambil kertas itu yang tepat di bawah kaki kananku.
     ada tulisan bertuliskan,
"hati - hati dengan cucuku. kalau tidak, kalian semua akan tersiksa"
     tulisan darah yang benar - benar membuatku terkisap dan membulatkan mataku seketika. aku seperti ingin ditarik oleh seseorang dari belakang, yaitu pintu kamar yang aku belakangi. "akh!" aku tertarik, tetapi aku memegang gagang pintu dengan erat hingga tanganku berdarah. pada saat aku menoleh kebelakang, ada perempuan berwajah seram sedang membuka mulutnya dengan wajah yang pucat. ia sangat menyeramkan seperti di film - film.
     "huwaaa!" bruk! tiba - tiba aku terjatuh dari atas tempat tidurku yang berwarna biru navy ini. "uh, dasar." aku menggerutu sendiri sambil mengusap - usap kepalaku dengan tangan kananku. "amel! jangan lupa sekarang hari senin ya!" kata ibuku yang berada di lantai bawah. "iya ma..." kataku kepada mama dengan santai. sekilas, mimpi itu membuatku berpikiran negative dan mudah bosan. terlihat - lihat seperti sosok drama paranormal activity. tetapi aku tidak percaya itu. dan juga, aku tidak pernah mempunyai teman bernama Mary kan?
- Johanna
     tep tep tep... aku berjalan kearah kelasku, yaitu VIII - I. kali ini, aku memakai seragam serba putih seperti biasa di hari senin. dan kali ini, aku telah berjalan menuju kelasku, VIII - I. sungguh tak menyangka aku bisa memasuki kelas unggulan.
     tiba - tiba, langit menjadi gelap. awan menutupi matahari, sehingga cahaya yang di keluarkannya sedikit sekali. aku dipenuhi rasa gundah. lalu cepat - cepat memasuki kelas. aneh sekali, tidak ada orang di dalam sama. tetapi ada suara desas - desus di dalamnya. pada saat aku masuk, sudah tidak ada cahaya yang menyinari tempat ini. aku takut hingga menutup telingaku dengan kedua tanganku serta memejamkan kedua mataku. tetapi, duk! "aduh!" ada sesuatu yang jatuh dari atas ke kepalaku. benda itu lalu jatuh ke bawah, tanpa tahu apakah benda itu.
     suara desas - desus lalu berhenti. "takut!!! aku ingin keluar! tolooong!!! toloooong!" aku berteriak untuk memanggil, apakah ada orang disini. tetapi, aku menemukan senter pada saat aku ingin melangkah ke belakang. "Terimakasih tuhanku, oh terimakasih." kataku sambil mengambil senter berwarna merah itu. pada saat dinyalakan dan menyenter benda yang tadi jatuh, aku terkisap. ternyata itu adalah sebuah tangan yang berdarah - darah. dan tangan tersebut sudah terpotong dan dikikis hingga berdarah.
     "huh!" aku kaget hingga berdegup kencang sekali jantungku. aku mulai menyenter lagi kesekeliling. dan akhirnya aku menemukan pintu. pintu kayu yang sudah tergores dengan nama "Mary". aku takut sekali sehingga melihat kesana kemari sambil menyenteri. "hu..." suara itu datang lagi melewati telingaku. kali ini semakin kecil dan berarti sudah dekat denganku. dengan cepat aku mulai berlari kearah pintu tersebut dan mencoba membuka. tetapi, tidak bisa... Ckelek.. cklek... aku tidak bisa membukanya!
     pada saat aku menariknya, ternyata bisa. aku salah karena mendorong pintu itu. terbukalah pintu itu, tetapi hanya sebuah gudang yang baunya amis amis darah. aku langsung berpaling lagi setelah mendengar pintu tertutup dari belakang. "t- tidak!" aku langsung menyenteri tempat dimana pintu tertutup. terlihat seseorang perempuan berdiri di depan pintu tanpa menyentuh lantai sedikit pun. ia terdiam paku tanpa emperlihatkan wajahnya kepadaku. tiba - tiba ia mulai mendekatiku pelan - pelan dengan melayang. aku langsung berlari kearah kesana kemari dan tidak ingin kembali ke pintu yang di dalamnya hanya gudang dan bau itu.
     tiba - tiba aku terseret karena menginjak tangan yang aku lihat tadi, dan kearah perempuan dengan rambut hitam menyeramkan dan tanpa dilihatkan wajahnya itu. "huhu" aku langsung merangkak menghindar perempuan yang mungkin bernama MARY itu. dengan cepat, aku menyenteri dia karena ia itu Hantu! "hantu takut terang... pliss... pliss..." gumamku pelan - pelan dan pada saat aku melihat kebawah dan berpaling ke depan untuk melihat ia di suasana gelap ini, dia sudah hilang entah tak tahu dimana. "dimana?" aku berbisik kecil sambil berdiri lagi. tiba - tiba, senter mati sendiri. dan merasa ia ada di belakangku. Duaar! suara petir menyambar dan memperlihatkan dirinya memang sudah ada di belakangku. sambil menyentuh pundakku.
     "aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakh!!!!!!" "johanna! woy! kenapa sich?" kata ayu menggoyang - goyangkan pundakku. dan aku tahu, aku sedang day dreaming oh tidak, tragis sekali dan membuatku mual - mual mengingat kejadian itu. terimakasih ayu, sudah menyadarkanku bahwa aku sedang melamun di sekolah pada saat istirahat. semoga, kejadian ini tidak akan terjadi lagi.

Part 2 : Ayu, Nancy, Safinah                                                                     to be continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar